Senin, Juni 27, 2016

Sempurna!


Jekulo, 27 Juni 2016, di kamar belakang, cukup dingin dan gelap, mampu membuatku berpikir.

Entah sejak kapan hal ini sudah terjadi, tapi hari ini aku menyadari ada yang salah dengan diriku. Awalnya hanya sebuah perasaan yang aku tau itu salah, lama lama perasaan ini menganggu, membuatku tidak dapat tidur. Dan tidak sampai situ saja, aku merasa ingin menangis dan membutuhkan sebuah pelarian untuk meluapkan perasaanku. Lantas aku menanyakan sebuah pertanyaan sederhana yang jawabannya tidak mungkin sederhana, "aku kenapa?" Sejam di kamar setelah merujuk pasien cukup membuat kepalaku berpikir terus, padahal hati ingin sekali untuk tidur. Aku kenapa?

Lama aku berpikir.. Mencari akar permasalahan yang menyesakkan dada. Kepalaku menuntunku untuk mendengarkan sebuah lagu, liriknya mengesankan "memang tak mudah tapi ku tegar menjalani kosongnya hati". Dari lirik ini membawaku kepada sebuah keingintahuan untuk mencari quote quote yang siapa tahu dapat sedikit menentramkan hatiku. Nah betul sesuai seperti dugaanku. Aku ketemu! Ada sebuah rangkaian kata yang dapat menggambarkan kesalahanku dan perlu buru buru aku selesaikan secara pribadi.

Perfeksionisme adalah sebuah kekerasaan terhadap diri sendiri dalam tingkat yang paling tinggi. Wow! Aku telah dan sedang melakukan sebuah kejahatan kepada diriku sendiri. Sungguh terlalu! Banyak standard yang aku kenakan dan dikenakan oleh orang lain terhadap diriku! Hal itu sangat menyebalkan! Aku perlu menyadari standard standard apa saja yang sedang aku kenakan dan sebenarnya itu menjadi batu sandungan untuk diriku sendiri. Saat ini ada beberapa yang terbersit. Tentang A, B, C, ... Wah daftar ini ternyata bertambah terus. Ternyata banyak! Ibaratnya tubuh ini diikat dengan tali dari banyak sisi dan akhirnya aku tidak bisa bergerak. Aku tidak bisa menemukan keinginan terbesarku apa.!

Lagi! Aku perlu mendalami siapa diriku sendiri dalam terang Roh Kudus., karena hanya Dia yang dapat menolongku, karena hanya Dia yang mengerti seutuhnya diriku! Aku perlu meningkatkan rasa syukurku dan berani, yah, berani mengambil kesempatan dan melakukannya dengan penuh kesadaran bahwa aku tidak bisa melakukannya sendiri. Daya intelektual ini sekali kali perlu diistirahatkan dan mengembangkan kemampuan berimajinasi dan kemampuan menjadi bahagia! Sepertinya aku lupa.

Terutama ketika aku sedang berusaha mengenal seseorang baru yang datang saat ini. Aku menyadari banyak rasa takut dan standard yang menghinggapiku. Namun sepertinya aku perlu kembali jernih dan bertanya untuk petunjukNya. Aku perlu merendahkan hati untuk melihat pimpinanNya dan menjadi bahagia dengan semua anugerah yang mungkin sudah tersedia. Hanya saja yang perlu aku taklukan adalah diriku sendiri. Sungguh ironi!

Biarlah ketika pipimu merona.
Biarlah ketika senyum harus terpancar.
Keindahan dari hatimu perlu ruang bebas.
Kesejukan jiwamu perlu diketahui orang.
Santailah!
Tidak ada yang salah dengan itu!
Kamu mempesona! (tii)

Jumat, Juni 17, 2016

Penuh !

Kudus, balai pengobatan Puskesmas Jekulo

Siang terasa panas, seperti biasanya suasana kota Kudus hari ini. Banyak truck, bis dan kendaraan besar berlalu lalang di depan Puskesmas. Terlalu ramai lingkungan ini, tapi tak seperti hatiku. Aku merasa sepi dan mungkin terasa sendiri. Semua berputar tanpa mengerti mengapa. Semua berkeriap tanpa mengerti sebabnya. Aku saat ini sedang melalui minggu pertama menjadi dokter di Puskesmas ini, berusaha beradaptasi dengan semua keadaan yang ada. Keadaan baru yang ku tak tahu bagaimana. Semua berjalan saja seperti ini, seperti sudah biasa. Aku seorang dokter baru, berusaha beradaptasi tapi juga ingin dimengerti. Mendadak aku merasa egois dan menyebalkan. Akan sampai kapan aku seperti ini. Kedewasaanku harus semakin meninggi, tapi nyali tak kunjung berani. Berpapasan dengan kejamnya hidup mungkin perlu kujalani. Aku tak bisa terus begini..

Sebenarnya tanggung jawabku tak banyak. Aku hanya perlu menjalankan program internship ini sampai selesai saja, masih mengerjakan tanggung jawab sebagai konsutan kecantikan, dan mengurus kebutuhan pribadi untuk tetap bertahan hidup. Jika dipikir pikir apa ruginya toh aku juga mendapatkan untungnya. Yang diminta hanya tanggung jawabku, tanggung jawab tanpa disuruh. Karena sudah tidak ada lagi yang menekanku. Aku sendiri yang harus maju dan memotivasi diri sndri utk maju. Hanya saja mengapa hal sedemikian menjadi sangat sulit sekarang. Padahal sebelum ini, tanggung jawabku lebih berat dan aku bisa mengerjakan semuanya. Ini namanya fenomena: aneh tapi nyata!

Jujur aku tak bisa terus begini. Aku haru bangkit dan mengeluarkan semua yang ada padaku, memberi yang terbaik utk semua tugas yang aku miliki. Aku ingin berubah dan menjadi wanita impianku. Tapi sekali lagi aku harus bagaimana?

Mungkin aku perlu mundur sedikit dan berdoa. Mungkinkah aku kurang melibatkan Allah dalam setiap pergumulan ini? Atau aku yang malas ini memang perlu disentil oleh keadaan? Aku harap tidak begitu. Mungkin aku perlu berdoa lagi, seperti apa kehendakNya untuk hidupku? Allah ingin aku menjadi wanita seperti apa? Aku terus menanyakan bagian ini, dan terus dijawab tapi masih saja tidak kunjung puas. Hmmm, mgkn saat teduhki harus aku prioritaskan lagi. Allah tiap pagi sudah membangunkanku, tapi aku tetap saja menempel di kasur. Parah!

Satu kata: aku harus berubah!
Aku harus dan harus berubah! Entah bagaimana tapi aku harus berubah! Semuanya membutuhkan karyaku dan aku tidak bisa begini terus. Mungkin aku perlu memulai dari waktu teduhku dulu. Dan pelan pelan menata ritme hidup mandiri dengan semua pekerjaan rumah yang banyak di samping pekerjaan sebagai dokter dan konsultan kecantikan. Kalau aku merasa tak mampu, mungkinkah aku sedang mengkerdilkan Allahku? Oh, aku tak mau itu terjadi. Dan aku mau berkembang. Semoga semua karya ini bisa memuliakanNya dan menjadi berkat bagi sesama.

Tuhan tolong saya..!

Belas Kasihan

dr. Prasarita Esti Pudyaningrum Hidup di dunia penuh tuntutan, target tinggi, dan penuh dengan ekspektasi melampaui batas dari orang lain ...