Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Ya Sudahlah...

Memang benar kalau suka atau disukai dengan seseorang yang baik dengan semua orang, hangat dengan semua orang itu SULIT! Kita tidak pernah tau kapan sikapnya berbeda ke kita, karena dengan semua orang dia baik! Hal ini menjadi lebih sulit ketika... Aku bukan tipe perempuan yang bisa menyampaikan perasaanku di depan orang. Aku tegas, berwibawa dalam organisasi (katanya), cukup profesional dan 'cak cek' untuk sebuah pekerjaan. Tapi aku menyadari aku tidak tegas dengan perasaanku, dengan hatiku. Pengalaman tidak pernah pacaran dan tidak pernah merasa kurang kasih sayang mungkin. Aku tidak pernah tahu bagaimana mengutarakan perasaan. Bagaimana mengatakan dengan cara yang baik tapi tidak memalukan, bagaimana mengutarakan dengan sikap dan tindakan, itu hal yang aku perlu pelajari. Itu sesuatu yang sulit juga untukku. Aku terbiasa untuk menutupi perasaanku yang sebenarnya. Karena di keluarga keraton, marah tidak boleh nampak marah, senang juga tidak boleh terlalu senang. Itu pelajar

Perempuan Butuh Kepastian

Saat aku kuliah kedokteran satu hal yang aku syukuri adalah memiliki beberapa teman baik, tidak hanya dari sesama mahasiswa tapi juga dari dosen. Salah satu dosen yang masih dekat sampai hari ini adalah dr. Nyoman Suci, Sp. PK. Beliau sangat lucu dan ramai. Hahahaha.. Kalau ketemu beliau aku seperti bertemu kakak perempuan tertuaku.. Beliau selain ramah dan lucu juga sangat pintar. Beliau lah yang menguatkan hatiku saat aku menangis di kantornya tentang diagnosis thalasemia. Dan hari ini aku ingin menceritakan sebuah cerita tentang hidupnya. Bu Suci, begitu kusapa dia, memang memiliki perawakan membumi sejak kuliah. Dia memang dikenal sebagai mahasiswa yang aktif, pintar dan ramai. Semua orang mengenalnya begitu. Tak heran jika ada beberapa laki laki yang mengaguminya diam diam. Padahal waktu itu beliau juga sudah memiliki pacar. Waktu terus berlalu, akhirnya beliau sampai juga di percoassan. Satu cerita yang beliau ceritakan ini benar benar tidak bisa aku lupakan. Saat itu beliau se