Lukas
6: 45 “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan
hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari
perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari
hatinya.” Ayat ini tiba-tiba muncul dalam pergumulan tentang WC di klinik.
Beberapa kali saya saat teduh Allah berbicara jelas mengenai hal ini. Mak Lodi
akhir-akhir ini sudah bekerja dengan sangat luar biasa. Semua kamar mandi di
klinik dia bersihkan dengan seksama. Wangi dan lantainya tidak licin lagi. Maka
ketika ada bau busuk, kami heran. Datang dari mana ya bau itu? Ternyata datang
dari dalam septic tank. Apa yang di dalam jika kepenuhan pasti meluap keluar.
Kebetulan ini kotoran, jadi ketika meluap pasti bau busuk.
Sebagai
manusia kita harus menyadari tidak semua barang baik ada dalam hati kita. Ada
juga barang yang jahat dalam hati kita. Dua barang ini bisa meluap kapan saja.
Tergantung pemantiknya, atau ketika sudah meluap tidak cukuplah penampungnya,
tadaaa.. inilah. Saya tidak menyangka Allah akan berbicara dan menegur saya
melalui WC. Kadang-kadang Allah itu memang kidding. Hahaha. Sekarang
saya berpikir bagaimana supaya membersihkan barang jahat yang ada dalam hati
saya? Bagaimana saya bisa punya perbendaharaan barang baik saja dalam ahti
saya? Bagaimana membersihkan barang jahat dalam hati saya? Allah pun
menjawabnya melalui Mak Lodi.
Mak
Lodi berangkat lebih pagi dari kami semua untuk membersihkan klinik termasuk
kamar mandi. Ada usaha lebih yang dikeluarkan. Lalu dia juga meminta cairan
dengan merk tertentu untuk membersihkan noda membandel. Dia juga menggosok
dengan lebih kuat untuk noda-noda yang membandel. Dan untuk WC yang rusak, dia
mengajukan perbaikan kepada pimpinan. “Tita, seperti itulah juga yang harus
kamu lakukan. Harus usaha lebih. Ada waktu yang dikeluarkan untuk membaca
Firman, ada usaha untuk memikirkan hal-hal baik, ada usaha untuk memasukkan
hal-hal baik dan jika mentok mintalah bantuanKu.” Dengan lembut Dia menjawab
dalam perenungan saya di ruang poli umum.
Dia
menghargai setiap waktu yang kita usahakan untuk membaca Firman lebih banyak
dan lebih dalam. Tuhan menghargai dan menolong kita saat kita memilih
mengerjakan dan membaca hal-hal baik. Tuhan juga turun tangan saat ada hal-hal
yang perlu sentuhan khususNya. Dia tahu kita tidak bisa mengerjakan hal ini
sendiri. Dia tahu kita terbatas dan tidak sempurna. Dia hadir untuk mengajar,
menguatkan dan membimbing. Terbukti dari perkara WC ini saya mendengar suaraNya
yang lembut.
Semakin
tambah usia saya, saya melihat hal-hal dasar menjadi sangat penting dan itu
sebenarnya nafas hidup saya. Saat teduh memang diajarkan saat saya menjadi
petobat baur. Tapi saat teduh itu sekarang benar-benar saya nantikan. Karena
dengan saat teduh saya bisa mengisi hati saya dengan perbendaharaan yang baik.
Firman Tuhan yang say abaca sedikit-sedikit masuk dalam memori saya dan
menghapus pelan-pelan kekhawatiran, kegelisahan dan ketakutan saya.
Saya
melihat, kuasa Tuhan yang besar itu dalam banyak perkara-perkara sederhana
dalam hidup kami. Dari WC rusak, kuasa Tuhan terasa mengubahkan hati. Dengan
mencuci piring, membersihkan rumah saya belajar ketekunan dan keteraturan
Tuhan. Dengan mencuci baju, menjemur baju dan melipat pakaian saya belajar
ketangguhan melawan suhu dingin, saya belajar setia dan tangguh dalam
pergumulan yang sulit. Jadi saya pikir Tuhan memang menyertai dan terus
berbicara. Kalau dalam pekerjaan sebagai dokter pasti, semua orang sudah sering
berbagi, tapi kali ini Tuhan kuat berbicara dalam pekerjaan rumah yang
sepertinya remeh.
Hari
ini saya bersyukur ada WC rusak ini. (t)