Keseriusan

Malam ini entah mengapa terjadi pembicaraan mengenai pasangan hidup dengan Ibu. Saya merasa senang dan terberkati setelah pembicaraan ini berakhir. Memang awal mulanya karena mengenang alm. Bapak, tapi lama lama saya mendapati diceramahi oleh Ibu. Hahahaha.

Bermula dari bagaimana pertemuan Bapak dan Ibu dulu semua ini bermula. Waktu itu Bapak menjadi pembicara sebuah acara dimana Ibu saya menjadi sie acaranya. Pertemuan awal itu menumbuhkan benih cinta di hati Bapak. Waktu berlalu, Ibu melihat kesetiaan dan ketulusan cinta Bapak. Bapak butuh waktu lama meluluhkan Ibu. Bapak berbeda 3 tahun. Jadi beliau sudah bekerja saat bertemu Ibu yang masih mahasiswa. Saat itu Bapak betul betul berjuang menunjukkan keseriusannya. Sampai sebuah perjuangan luar biasa naik motor ke Rembang dari Semarang, demi mengobati rindu karena Ibu sedang KKN di sana. Beberapa tahun berlalu akhirnya Ibu luluh. Padahal saat itu Ibu didekati banyak lelaki. Tapi Bapak tidak gentar, ia percaya dengan pilihannya.

Ketidakgentaran itu terbukti, bahkan di saat lelaki lain terus berusaha menikung, Bapak tetap membawa pengharapannya dalam doa. Bapak juga terus menunjukkan keseriusannya padahal waktu itu Ibu sempat bekerja di Jakarta dan Bapak di Semarang. Karena jika tidak dijagai, para lelaki itu juga mengejar Ibu sampai ke Jakarta. Jadi saat itu Ibu didekati 4 laki laki bersamaan. Dua dari mereka sampai sengaja mencari kerja di Jakarta, dua lagi masih di Semarang, salah satunya Bapak. Ibu tipikal sepertiku, mana yang serius dan menunjukkan itu yang akan dipilih. Jadi walaupun sudah menjalin hubungan dengan Bapak yg cukup spesial, tapi karena jalur kuning belum melengkung, Ibu tidak menuntup kemungkinan untuk lelaki lain. Dia bersikap begini selain untuk mempelajari sikap lelaki, juga untuk menguji hatinya di pria mana Ibu sangat cinta. Singkat cerita Ibu pusing. Keempat laki laki itu karakternya baik, pekerjaan baik, semuanya sudah menunjukkan cintanya dan keseriusannya, Ibu harus segera memilih! 40 hari beliau akhirnya berpuasa. Dan hatinya, cintanya tidak beralih dari Bapak. Selama masa itu, Bapak tidak berusaha menonjolkan diri, dia bersikap sederhana, dia juga tidak gentar dalam keseriusannya. Maka Ibu memilih Bapak...

Setelah kisah ini berakhir Ibu berpesan, "nduk, pria yang benar benar mencintaimu pasti akan berjuang untukmu, untuk cintanya, karena itu nalurinya. Walau sang wanita sepertinya diam saja, dia akan terus berjuang menunjukkan cintanya dengan cara yang dimengerti pujaannya. Jadi jika suatu hari nanti ada pria yang serius denganmu, sudah pasti dia akan melakukan hal yg serius juga. Sesempit apapun waktunya, sesulit apapun kondisinya, jika pria itu sudah mantap, dia akan tetap berjuang! Ibu berdoa kamu menemukan pria itu."

Saya hanya bisa terdiam, percakapan ini seperti sebuah pesan mendalam untukku, juga sebuah teguran. Saya tidak sepantasnya menunggu pria yang saya tidak bisa lihat keseriusannya. Saya mau percaya Tuhan akan berikan pasangan yang terbaik, yang serius, pada waktuNya, yang mungkin belum sekarang.

Hmmm, setelah kemarin masalah pria yang baik dengan semua org, skrg pria yang kurang serius. Yang sabar ya ta.. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup di Dunia Transaksional

Penghiburan part 1

Keguguran