kegagalan !

Kisah ini berasal dari kisah nyata. Diceritakan bahwa ada seorang perempuan bernama Clara. Kebetulan dia sedang duduk di bangku kuliah, di sebuah Universitas ternama di Kota Semarang dan mengambil jurusan Kedokteran Umum. (udah pada ngerti semua ni pasti.. hahahaha!) Saat ini Clara sedang bersedih, dia merasa sangat gagal pada mata kuliah tertentu. Awalnya dia merasa bahwa ia sudah belajar, tapi nyatanya tetap belum memenuhi targetnya. Penuh pembelaan di dalam hatinya, “Ko masih dapet jelek sih!!! Kan aku udah belajar!! Dosennya sih…” dan sebagainya. Clara tidak puas dengan apa yang ia dapat.
Bodohnya, bukannya dia belajar dengan lebih baik, tapi malah terkesan “menyerah pada nasib”. Dia mengingat ketika dulu ia akan mendaftar dan akhirnya diterima sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas Kedokteran, ia merasa seperti mendapat panggilan untuk bisa melakukan sesuatu di bidang itu. Panggilan itu serasa begitu kuat apalagi ketika ia akhirnya diterima. Semakin PD dia! Sekarang, panggilan itu seperti menghantuinya. Maksudnya karena panggilan itu, Clara kemudian seperti ‘nyantai’. “Ah.. kan aku diterima di sini bisa dibilang karena keberuntunganku. Jadi nanti nilai ku juga pasti bisa ‘membaik’ dengan keberuntungan juga.” Gilaaaa! Impossible, Clara!! That will never happen!! Open your mind, darling. Ternyata kesalahan ini terus terulang!! Dua kali, tiga kali, dan empat kali. Mengenaskan! Sampai akhirnya, Clara putus asa!
Karena keputusasaannya, ia berdoa. Menangis sejadinya. Clara.. Clara.. kenapa baru menyadarinya sekarang??? Kesempatanmu untuk membuktikan bahwa kamu bisa sudah berakhir. Nilai sudah dikeluarkan, nasi sudah menjadi bubur, Clara, terutama untuk bagian pertamamu. Payah! Mending keluar aja sana, gak usah jadi dokter! Iblis terus meracuni pikirannya. Sampai-sampai Clara merasa bahwa dosanya tidak terampunkan. Semuanya seperti berputar tanpa bisa berakhir di pikirannya. Menyedihkan! Clara terus saja menangis. Bodoh, dia seharusnya berhenti dan duduk di kursi belajarnya dan belajar semampunya. Dasar perempuan… ckckck..
Sampai akhirnya dia berhenti pada sebuah kesimpulan, “aku ‘merasa’ sudah belajar, tapi mengapa nilaiku masih saja menyedihkan? Kalo aku benar-benar belajar pasti nilaiku baik. Jadi kalau aku masih dapat nilai jelek berarti aku belum belajar!” sebuah tempelengan seperti mendarat di pipinya. Tang besar yang mencungkil batu besar di matanya bekerja. Clara akhirnya bisa berpikir lagi! Hore…. J Detik itu juga ia tersungkur di hadapan Tuhan, memohon ampun sejadinya. Clara benar-benar bersalah. Dan ia berjuang untuk tidak mengulanginya lagi. Beban besar di atas pundaknya serasa terangkat. Ia sungguh mengerti bahwa semuanya harus diperjuangkan. Tidak ada yang instan dan semaunya sendiri, bahkan kehidupannya di dunia ini saja bukan dari kehendaknya. Clara juga teringat bahwa dosanya bisa diampuni ketika dia sungguh bertobat dengan arti bahwa ia mau mengakui semua dosanya dan berjanji akan berjuang untuk tidak mengulanginya lagi. Dosanya yang merah seperti kirmizi diubahkan menjadi salju yang putih. Haleluya!
Saat ini, kondisi memang belum berubah dengan pertobatan itu, karena ada harga yang harus Clara bayar untuk semua kesalahan yang sudah ia lakukan. Ia harus belajar lebih lagi supaya bisa mengejar ketinggalan. Walaupun sebenarnya ia masih ingin menangis, karena semuanya terasa berat, tapi satu pengharapan yang ia pegang bahwa apa yang sudah difirmankan kepadanya tidak akan pernah berubah, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Proses pemusnahan ego sedang ia jalani setiap hari. Tapi proses inilah yang memang harus Clara terima atas perbuatan yang didasarkan atas kemalasan. Clara, kamu pasti bisa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup di Dunia Transaksional

Penghiburan part 1

Keguguran