Minggu, September 30, 2018

Mold me

Grace alone which God supplies
Strength unknown He will provide
Christ's in us, our cornerstone
We will go forth in grace alone

Lagu ini sungguh mengena untukku akhir2 ini. Semua pergumulan ini dimulai dari pergumulan kesehatan, merembet ke pergumulan pekerjaan 1 lalu ke pekerjaan 2, merembet lagi ke pergumulan lainnya.., maksudku ada drama di pekerjaan kedua yg sempat mengesalkan. Ouch.. Lelah lo bener! Rasanya pingin teriaaaakkkk... Aku ga sehebat itu Tuhan untuk menanggung ini semua. Semua ini terlalu sesuatu..

Pergumulan kesehatan yang sempat membuatku sangat lemas, akhirnya mengajariku untuk bersyukur dalam musim apapun di hidupku. Bukan perkara mudah! Tapi aku memang mengakui ada kekuatan surgawi yang nyata kurasa. Sedangkan pergumulan pekerjaan ini sangat sangat menyita perasaan.

Aku belum bs menceritakannya dengan baik karena belum ada akhirnya, belum tahu nantinya seperti apa. Jadi masih perlu berdoa dlu. Yang pasti aku sebagai manusia, yang perempuan jg, ingin sekali segera selesai dua part ini. Karena sangat drama dan menguras emosi. Rasanya tersandera kalo boleh pinjem istilah Ibu. Aaah, Tuhan sudah hampir 1 tahun loh perjuangan ini dimulai.., saya akan belajar lebih percaya lagi bahwa Engkau sendiri yang akan bertindak.

Let Your will be done, Lord.. 🙏

Rabu, September 05, 2018

Penghiburan part 1

Beberapa waktu lalu, Tuhan mengizinkan saya mengalami patah hati. Perasaan yang tidak menyenangkan karena sikap seorang pria. Inti permasalahannya adalah kami sama sama berdoa, lalu mendapati hal yang sama, tapi dia memilih untuk tidak menaatinya. Jadilah ak ditinggalkan dalam kebimbangan antara realita dan jawaban doa. Aku sempat tidak terima, ada perasaan "Ha.. mudah sekali ya tidak taatnya..!" Lalu hanya berselang SATU MINGGU saja dia sudah dengan perempuan lain, yang tentunya jauh lebih langsing, seksi daripada akyu... Hahaha,. Cukup tahulah ya.. Dan sudah tertebak juga kisah selanjutnya seperti apa..

Kali ini aku hanya ingin menyoroti dari sisiku saja. Jelas saya merasa seperti dipermainkan! Dia pikir ini hati seperti taman bermain mungkin ya. Aku di kala itu berusaha mendoakan dengan serius di hadapan Tuhan eh malah begini. Sakit loh hatinya.. Nangis saja yang bisa kukerjakan, sampai pernah kejadian lima hari sulit tidur. Padahal load kerjaan dan pelayanan cukup banyak. Dan betul saat harus berangkat KMdNM di Bandung saya teler seteler telernya. Sakit. Demam gitu. Melihat dan merasakan sendiri kekacauan ini, saya berbulat tekad memutuskan move on. Hal yang membuat saya mudah sekali untuk move on adalah sebuah pemikiran ini, bagaimana aku yakin berjalan dengan pria yang takut akan Tuhan jika perintahNya kemarin saja dengan mudah dia abaikan. Saya percaya pemikiran ini bukan berasal dari diri saya sendiri, tapi dari anugerah Roh Kudus saja. Hal luar biasa setelah itu adalah muncul rasa damai sejahtera yang tak terjabarkan dan perasaan iba, kasian dan akhirnya bisa mengampuni pria tersebut. Keajaiban yang terjadi saat itu adalah perubahan suasana hati yang bertolak belakang. Hal ini membuat saya tahu bahwa keputusan move on adalah keputusan tepat.

Hal menarik lainnya adalah bagaimana Allah melalui FirmanNya berbicara kepada saya! Di tengah semua kesedihan ini, FirmanNya yang saya terima melalui saat teduh saya selalu mengatakan, "jangan takut tetap percaya walau dalam badai", "badai itu pasti akan berlalu, Tuhanlah penguasa alam", dan "AKU akan menyediakan penghiburan bagimu". Dari situ saya tahu bahwa Allah peduli dengan setiap pergumulan hidup saya.

Sampai pada akhirnya saya belajar mempercayai itu dan kemudian boleh terlepas dari kesedihan itu dengan sebuah harapan. Harapan saya bertumbuh lebih dewasa dalam hal percintaan, harapan bahwa saya akan dapat melalui badai, harapan saya akan mendapat penghiburan!

Kemudian hidup membawa saya kepada sebuah peristiwa...

-to be continued-

Selasa, Maret 27, 2018

Keseriusan

Malam ini entah mengapa terjadi pembicaraan mengenai pasangan hidup dengan Ibu. Saya merasa senang dan terberkati setelah pembicaraan ini berakhir. Memang awal mulanya karena mengenang alm. Bapak, tapi lama lama saya mendapati diceramahi oleh Ibu. Hahahaha.

Bermula dari bagaimana pertemuan Bapak dan Ibu dulu semua ini bermula. Waktu itu Bapak menjadi pembicara sebuah acara dimana Ibu saya menjadi sie acaranya. Pertemuan awal itu menumbuhkan benih cinta di hati Bapak. Waktu berlalu, Ibu melihat kesetiaan dan ketulusan cinta Bapak. Bapak butuh waktu lama meluluhkan Ibu. Bapak berbeda 3 tahun. Jadi beliau sudah bekerja saat bertemu Ibu yang masih mahasiswa. Saat itu Bapak betul betul berjuang menunjukkan keseriusannya. Sampai sebuah perjuangan luar biasa naik motor ke Rembang dari Semarang, demi mengobati rindu karena Ibu sedang KKN di sana. Beberapa tahun berlalu akhirnya Ibu luluh. Padahal saat itu Ibu didekati banyak lelaki. Tapi Bapak tidak gentar, ia percaya dengan pilihannya.

Ketidakgentaran itu terbukti, bahkan di saat lelaki lain terus berusaha menikung, Bapak tetap membawa pengharapannya dalam doa. Bapak juga terus menunjukkan keseriusannya padahal waktu itu Ibu sempat bekerja di Jakarta dan Bapak di Semarang. Karena jika tidak dijagai, para lelaki itu juga mengejar Ibu sampai ke Jakarta. Jadi saat itu Ibu didekati 4 laki laki bersamaan. Dua dari mereka sampai sengaja mencari kerja di Jakarta, dua lagi masih di Semarang, salah satunya Bapak. Ibu tipikal sepertiku, mana yang serius dan menunjukkan itu yang akan dipilih. Jadi walaupun sudah menjalin hubungan dengan Bapak yg cukup spesial, tapi karena jalur kuning belum melengkung, Ibu tidak menuntup kemungkinan untuk lelaki lain. Dia bersikap begini selain untuk mempelajari sikap lelaki, juga untuk menguji hatinya di pria mana Ibu sangat cinta. Singkat cerita Ibu pusing. Keempat laki laki itu karakternya baik, pekerjaan baik, semuanya sudah menunjukkan cintanya dan keseriusannya, Ibu harus segera memilih! 40 hari beliau akhirnya berpuasa. Dan hatinya, cintanya tidak beralih dari Bapak. Selama masa itu, Bapak tidak berusaha menonjolkan diri, dia bersikap sederhana, dia juga tidak gentar dalam keseriusannya. Maka Ibu memilih Bapak...

Setelah kisah ini berakhir Ibu berpesan, "nduk, pria yang benar benar mencintaimu pasti akan berjuang untukmu, untuk cintanya, karena itu nalurinya. Walau sang wanita sepertinya diam saja, dia akan terus berjuang menunjukkan cintanya dengan cara yang dimengerti pujaannya. Jadi jika suatu hari nanti ada pria yang serius denganmu, sudah pasti dia akan melakukan hal yg serius juga. Sesempit apapun waktunya, sesulit apapun kondisinya, jika pria itu sudah mantap, dia akan tetap berjuang! Ibu berdoa kamu menemukan pria itu."

Saya hanya bisa terdiam, percakapan ini seperti sebuah pesan mendalam untukku, juga sebuah teguran. Saya tidak sepantasnya menunggu pria yang saya tidak bisa lihat keseriusannya. Saya mau percaya Tuhan akan berikan pasangan yang terbaik, yang serius, pada waktuNya, yang mungkin belum sekarang.

Hmmm, setelah kemarin masalah pria yang baik dengan semua org, skrg pria yang kurang serius. Yang sabar ya ta.. :)

Selasa, Februari 06, 2018

Ya Sudahlah...

Memang benar kalau suka atau disukai dengan seseorang yang baik dengan semua orang, hangat dengan semua orang itu SULIT! Kita tidak pernah tau kapan sikapnya berbeda ke kita, karena dengan semua orang dia baik! Hal ini menjadi lebih sulit ketika...

Aku bukan tipe perempuan yang bisa menyampaikan perasaanku di depan orang. Aku tegas, berwibawa dalam organisasi (katanya), cukup profesional dan 'cak cek' untuk sebuah pekerjaan. Tapi aku menyadari aku tidak tegas dengan perasaanku, dengan hatiku. Pengalaman tidak pernah pacaran dan tidak pernah merasa kurang kasih sayang mungkin. Aku tidak pernah tahu bagaimana mengutarakan perasaan. Bagaimana mengatakan dengan cara yang baik tapi tidak memalukan, bagaimana mengutarakan dengan sikap dan tindakan, itu hal yang aku perlu pelajari. Itu sesuatu yang sulit juga untukku. Aku terbiasa untuk menutupi perasaanku yang sebenarnya. Karena di keluarga keraton, marah tidak boleh nampak marah, senang juga tidak boleh terlalu senang. Itu pelajaran yang selalu diajarkan di rumah. Padahal aku aslinya sanguin sekali, alias rame banget. Lagipula di rumah aku merasa sangat disayang, perhatian dari orang tua dan adik semata wayang sudah sangat cukup bagiku. Jadi sering kali aku merasa aku belum butuh perhatian dari orang lain. Dan parahnya kalau ada orang lain yang perhatian denganku, aku menganggap itu wajar karena kita sesama manusia yang saling tolong menolong. Aku tidak mengerti bagaimana nanti pasanganku menunjukkan perasaannya sampai bisa membuat ku mengerti. Semoga dia cukup sabar dan mau membantuku mengerti bagian ini.

Apalagi ketika laki laki itu adalah orang yang baik dengan semua orang, aku akan merasa bahwa dia tidak ada perasaan apapun dengan ku. Aku tidak bisa membedakan sikapnya itu apakah hanya untukku atau juga dengan semua orang. Walaupun akupun juga baik dengan semua orang, tapi ada beberapa sikap yang memang aku simpan hanya untuk laki laki yang aku suka. Misalnya, aku tidak akan menegur laki laki saat dia salah ketika aku tidak suka dengannya. Aku akan membiarkannya, karena bagiku dia bukan siapa siapa untukku. Aku juga tidak akan menceritakan kesedihanku kepada laki laki. Hanya sering kali aku tidak tahu kapan aku diperlakukan spesial oleh laki laki. Parah sekali ketidakpekaanku.

Jadi ketika sekarang, aku suka dan sudah nyaman dengan seorang pria, yang notabene dia baik dan hangat dengan semua orang, aku bingung! Aku suka dengan caranya memperlakukan banyak orang. Tapi aku tidak tahu kapan dia memperlakukanku spesial. Apalagi aku tidak bisa mengutarakan perasaanku. Jadi pilihannya kalau bukan mengatakannya ya menunggu galau berkepanjangan. Tapi kalau memang makan waktu, lebih baik saya berlalu saja. Aku juga punya banyak hal yang bisa aku kerjakan. Karena inilah saatnya aku melakukan semua hal yang sudah kupelajari dan doakan.

Jodoh tidak kemana. Jodoh juga merupakan penolong dari Tuhan untuk kita. Aku percaya dia akan menerimaku apa adanya dan bisa memahami sikapku.

Jadi ingin tertawa sendiri, dulu pernah berdoa minta pria yang baik, eh setelah ketemu malah baiknya ke semua orang sampai ga tau aku spesial atau tidak. Ya sudahlah...

Senin, Februari 05, 2018

Perempuan Butuh Kepastian

Saat aku kuliah kedokteran satu hal yang aku syukuri adalah memiliki beberapa teman baik, tidak hanya dari sesama mahasiswa tapi juga dari dosen. Salah satu dosen yang masih dekat sampai hari ini adalah dr. Nyoman Suci, Sp. PK. Beliau sangat lucu dan ramai. Hahahaha.. Kalau ketemu beliau aku seperti bertemu kakak perempuan tertuaku.. Beliau selain ramah dan lucu juga sangat pintar. Beliau lah yang menguatkan hatiku saat aku menangis di kantornya tentang diagnosis thalasemia. Dan hari ini aku ingin menceritakan sebuah cerita tentang hidupnya.

Bu Suci, begitu kusapa dia, memang memiliki perawakan membumi sejak kuliah. Dia memang dikenal sebagai mahasiswa yang aktif, pintar dan ramai. Semua orang mengenalnya begitu. Tak heran jika ada beberapa laki laki yang mengaguminya diam diam. Padahal waktu itu beliau juga sudah memiliki pacar. Waktu terus berlalu, akhirnya beliau sampai juga di percoassan. Satu cerita yang beliau ceritakan ini benar benar tidak bisa aku lupakan. Saat itu beliau sedang jaga malam. Bu Suci sudah memiliki pacar sebelumnya, yang aku pun tidak jelas siapa. Tapi entah mengapa malam itu, teman seangkatannya, yang saat itu juga sedang jaga malam bersama, menghampirinya. Berbicara beberapa kalimat lalu menanyakan sesuatu. "Suci, kamu mau menikah denganku?" HAAAA! Sontak Bu Suci kaget! Tapi pada saat menceritakannya beliau tertawa terbahak bahak. Bu Suci heran sekali, pacaran aja tidak pernah langsung mengajak nikah. Bu Suci lalu bingung lha nasib pacarku bagaimana. Beliau hanya bertanya ke laki laki, "Apakah kamu serius?", laki laki itu berkata, "Ya."

Lalu Bu Suci kemudian mencari cara memberitahu pacarnya. Beliau akhirnya menanyakan keseriusan pacarnya, karena sekarang ada laki laki yang mengajaknya menikah. Ternyata pacarnya belum terlalu serius. Padahal sudah beberapa waktu mereka pacaran, tentu tidak sebentar. Singkat cerita Bu Suci menerima pinangan teman seangkatannya dan masih romantis sampai hari ini. Beliau berdua sekarang menjadi dosen saya di Fakultas Kedokteran Undip.

Dari cerita ini, aku merasa bahwa perempuan hanya butuh kejelasan. Tidak peduli sudah berapa lama mengenal, tapi jika tidak ditantang satu pertanyaan itu, maka selamanya semua kenangan itu hanya untuk dikenang saja. Saat ini aku sungguh merasakannya. Ketika ada laki laki yang kemudian berani meminang, dan memang dia tidak parah sekali hidupnya, tentulah akan kuterima. Aku ingin hidupku sempurna, merasakan sebuah pernikahan dan memiliki anak kelak. Mengingat usia, aku merasa sudah saatnya memiliki calon suami. Karena perempuan hanya butuh kepastian!

Belas Kasihan

dr. Prasarita Esti Pudyaningrum Hidup di dunia penuh tuntutan, target tinggi, dan penuh dengan ekspektasi melampaui batas dari orang lain ...