Tuhan tidak bisa dimanipulasi
dr.
Prasarita Esti Pudyaningrum
Soe sedang sangat berkabut dan sering mendung akhir-akhir
ini. Situasi yang sangat cocok untuk kembali tarik selimut dan memejamkan mata.
Dalam mendung dan kesyahduan ini kembali Tuhan berbicara. Jujur hari ini saya
masih sangat sedih karena Prosi sudah menyelesaikan kerja sama dan komitmennya
di klinik. Ada banyak spekulasi dan angan-angan tak berujung tentang masa depan
klinik. Semua seakan-akan membingungkan dan tanpa pengharapan. Melihat
teman-teman yang lemah dan tidak berpengharapan juga terus menerus membuat saya
berpikir dan berdoa, “Tuhan apa yang sedang Kau kerjakan atas kami? Tuhan, apa
yang sedang ingin Tuhan ajarkan pada kami? Tuhan, kami bisa apa jika Prosi
sudah tidak bersama-sama dalam perjuangan ini?” Sungguh belajar tetap menaruh
iman di tangan Tuhan bukan perkara yang mudah. Karena semua yang kami lihat
seakan-akan hanya jalan buntu.
Akhirnya dalam ketegasanNya dan kelembutanNya, Dia berbicara
lagi-lagi Dia pakai bahan saat teduh yang sedang saya baca. Kitab Keluaran sedang
saya baca sampai di titik Allah menyesal membawa Bangsa Israel keluar dari
Mesir. Kita padahal sudah melihat ‘laut yang terbelah’ untuk Klinik Pratama Ume
Manekan. Tapi kami juga tidak ada bedanya dengan Bangsa Israel, tetap mengeluh
dan hampir-hampir tidak percaya kepada Tuhan. Bukannya memperbaiki diri,
bukannya berkomitmen untuk belajar percaya kepada pemeliharaan Tuhan, tapi yang
kami pikirkan hanya masalah perut kami masing-masing. Tidak ada bedanya dengan
Bangsa Israel yang mengeluh “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir q oleh
tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti r sampai
kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh s seluruh
jemaah ini dengan kelaparan." Keluaran 16: 3. Keluhan-keluhan seperti
ini akhirnya membawa Tuhan berkali-kali juga ingin membinasakan Bangsa Israel.
Tapi Musa berdiri di tengah! Dia menjadi peloby untuk Bangsa Israel di
hadapan Tuhan. Dia memohon supaya Tuhan jangan memusnahkan Bangsa Israel. Singkat
cerita, mereka dibawa berputar-putar 40 tahun di padang gurun, karena Allah
tidak berkenan bangsa ini masuk ke Tanah Perjanjian. Bahkan Musa saja tidak
diizinkan Tuhan memasuki Tanah Perjanjian. Hanya Yosua dan Kaleb yang diizinkan
memasukinya.
Hari ini dalam rintik hujan Tuhan berbicara: “Kalian mau
menjadi yang mana? Bukankah selama ini kalian menjadi seperti Bangsa Israel
yang layak mendapatkan padang gurun dan berputar-putar untuk 40 tahun? Atas
dasar apa Aku harus membawa kalian ke Tanah Perjanjian itu?” Kita lupa kalau kita
ini memang serakah. Mengingini masuk Tanah Perjanjian tapi juga bersikap
seolah-olah kita dapat mengatur Tuhan untuk semua keinginan hati kita. Kita setiap
hari berdoa memohonkan hal-hal berkat untuk kita tapi mempercayai caraNya saja
sulit. Kita setiap hari meminta Dia menolong semua perkara hidup kita seperti
mau kita, tapi untuk belajar tinggal tenang dan percaya pada ketetapanNya saja
tidak mau. Sebenarnya memang kita layak untuk berputar-putar di padang gurun
dan menjadi angkatan yang dihabisi oleh Tuhan sampai tidak layak masuk Tanah
Perjanjian!
Dalam Alkitab sudah ditulis sebanyak 365 kali tentang jangan
takut. Tapi kita selalu mengkhawatirkan dan takut akan masa depan kita. Seolah-olah
kita bukan manusia berTuhan. Sebetulnya semakin kita takut, kita mengingkari
keberadaan Allah dalam hidup kita. Dengan kata lain, kita sedang tidak percaya
kepada Tuhan. Maka istilah ‘orang percaya’ itu tidak pantas kita pakai
sebenarnya. Teguran sekeras ini, seharusnya cepat-cepat membawa kita kepada
pertobatan sebelum kita benar-benar dihabisi oleh Tuhan di padang gurun. Iman
yang Allah hendaki ada harus kita minta dari Tuhan. Sehingga dalam segala
ketidakjelasan ini, kita harus terus memandang kepada Tuhan. Jangan kita tetap
tegar tengkung dan tidak mau mendengar Tuhan. Jangan sampai kita menanggung
akibat dari ketidakpercayaan, dari kekurangan iman kita, atau bahkan dari dosa yang
kita tidak segera selesaikan di hadapan Tuhan. Karena pada akhirnya kita
sendiri yang akan merasakan akibatnya. Dihabisi di padang gurun atau memasuki
Tanah Perjanjian itu.
Semakin saya renungkan, betapa malunya kita, Tuhan sudah pernah
sebaik itu kepada Klinik Pratama Ume Manekan. Tuhan bawa orang-orang dari
segala penjuru negeri untuk menolong klinik dengan dahsyatnya. Tuhan
mencukupkan semua yang diperlukan. Walaupun pada saat itu kehidupan yang kita
terima masih jauh dari nyaman seperti sekarang. Tapi hanya ucapan syukur dan
hati melayani yang kita persembahkan bagi Tuhan. Sekarang saat kondisi sudah
membaik, kita berbalik dan sulit sekali berprasangka baik kepada Tuhan. Semakin
dalam saya berdoa, Roh Kudus mengingatkan bagaimana Yesus ditinggalkan oleh-oleh
pengikutNya karena ajaranNya yang disampaikan di Kapernaum (Yohanes 6 : 60-71).
Jika kita sulit mengikuti alur kerjaNya, maka Allah mempersilakan kita untuk
undur.
Yohanes 6 : 61-66 “Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa
murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah
perkataan itu menggoncangkan imanmu? r 6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat
Anak Manusia s naik
ke tempat di mana Ia sebelumnya t berada? 6:63 Rohlah yang memberi hidup, u daging
sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah
roh dan hidup. 6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab
Yesus tahu v dari
semula 2 , siapa yang tidak percaya dan siapa
yang akan menyerahkan Dia. w 6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu
telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau
Bapa tidak mengaruniakannya x kepadanya." 6:66 Mulai dari waktu itu banyak
murid-murid-Nya y mengundurkan
diri dan tidak lagi mengikut Dia.”
Dengan enteng dan ringan Yesus kemudian bertanya kembali kepada
kedua belas rasul “Kamu tidak pergi juga? Silakan lo kalau mau ikutan, Aku
tidak masalah.”
Yohanes 6: 67 : Maka kata Yesus
kepada kedua belas murid-Nya: z "Apakah
kamu tidak mau pergi juga?"
Ngakak! Respon
Yesus di luar nurul, kalau kata Gen Z. Tuhan tidak butuh orang-orang yang tidak
bisa mengimani setiap Firman yang Dia sampaikan. Yesus tidak butuh banyak follower.
Hanya dua orang saja dari ribuan dan ratusan ribu orang yang diselamatkan dari
Mesir untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Dia tidak meregresi kualitas iman itu
sampai hari ini!
Maka dalam pergumulan
di SoE yang mungkin terasa berat ini, alih-alih hanya meminta keadilan dari
Tuhan tapi kita juga mengoreksi diri, apakah kita sudah memilih sikap yang benar
di hadapan Tuhan? Bagaimana kebergantungan kita selama ini di hadapan Tuhan? Benar-benar
bergantung atau hanya tipuan saja? Apakah selama ini kita sudah benar-benar
menjaga kekudusan hidup dan memilih mengerjakan yang benar di hadapan Tuhan?
Apakah kita sudah benar-benar menuhankan Tuhan semata atau jangan-jangan kita lah
yang kita tuhankan? Tuhan tidak dapat kita manipulasi!
Pelayanan di SoE adalah milik Tuhan! Yayasan manapun hanya alat
di tanganNya. Jadi harus kita kembalikan semua kemuliaan dan kesuksesan itu
kepada Tuhan, bukan kepada oknum tertentu. Jika hal ini masih terjadi, tidak
heran Dia menghempaskan kita!
Kiranya kita semakin merendahkan hati! Kiranya kita semakin
dimurnikan dalam api. Kiranya kita bukan menjadi pribadi yang membawa kekacauan
tapi membawa kehidupan di tengah-tengah pergumulan ini. Tuhan Yesus memberkati.
(t)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar