Perempuan Butuh Kepastian

Saat aku kuliah kedokteran satu hal yang aku syukuri adalah memiliki beberapa teman baik, tidak hanya dari sesama mahasiswa tapi juga dari dosen. Salah satu dosen yang masih dekat sampai hari ini adalah dr. Nyoman Suci, Sp. PK. Beliau sangat lucu dan ramai. Hahahaha.. Kalau ketemu beliau aku seperti bertemu kakak perempuan tertuaku.. Beliau selain ramah dan lucu juga sangat pintar. Beliau lah yang menguatkan hatiku saat aku menangis di kantornya tentang diagnosis thalasemia. Dan hari ini aku ingin menceritakan sebuah cerita tentang hidupnya.

Bu Suci, begitu kusapa dia, memang memiliki perawakan membumi sejak kuliah. Dia memang dikenal sebagai mahasiswa yang aktif, pintar dan ramai. Semua orang mengenalnya begitu. Tak heran jika ada beberapa laki laki yang mengaguminya diam diam. Padahal waktu itu beliau juga sudah memiliki pacar. Waktu terus berlalu, akhirnya beliau sampai juga di percoassan. Satu cerita yang beliau ceritakan ini benar benar tidak bisa aku lupakan. Saat itu beliau sedang jaga malam. Bu Suci sudah memiliki pacar sebelumnya, yang aku pun tidak jelas siapa. Tapi entah mengapa malam itu, teman seangkatannya, yang saat itu juga sedang jaga malam bersama, menghampirinya. Berbicara beberapa kalimat lalu menanyakan sesuatu. "Suci, kamu mau menikah denganku?" HAAAA! Sontak Bu Suci kaget! Tapi pada saat menceritakannya beliau tertawa terbahak bahak. Bu Suci heran sekali, pacaran aja tidak pernah langsung mengajak nikah. Bu Suci lalu bingung lha nasib pacarku bagaimana. Beliau hanya bertanya ke laki laki, "Apakah kamu serius?", laki laki itu berkata, "Ya."

Lalu Bu Suci kemudian mencari cara memberitahu pacarnya. Beliau akhirnya menanyakan keseriusan pacarnya, karena sekarang ada laki laki yang mengajaknya menikah. Ternyata pacarnya belum terlalu serius. Padahal sudah beberapa waktu mereka pacaran, tentu tidak sebentar. Singkat cerita Bu Suci menerima pinangan teman seangkatannya dan masih romantis sampai hari ini. Beliau berdua sekarang menjadi dosen saya di Fakultas Kedokteran Undip.

Dari cerita ini, aku merasa bahwa perempuan hanya butuh kejelasan. Tidak peduli sudah berapa lama mengenal, tapi jika tidak ditantang satu pertanyaan itu, maka selamanya semua kenangan itu hanya untuk dikenang saja. Saat ini aku sungguh merasakannya. Ketika ada laki laki yang kemudian berani meminang, dan memang dia tidak parah sekali hidupnya, tentulah akan kuterima. Aku ingin hidupku sempurna, merasakan sebuah pernikahan dan memiliki anak kelak. Mengingat usia, aku merasa sudah saatnya memiliki calon suami. Karena perempuan hanya butuh kepastian!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup di Dunia Transaksional

Penghiburan part 1

Keguguran